Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan dan Manusia dan Keindahan
- Pendekatan Kesusatraan:
IBD, yang semula dinamakan Basci Humanities dari
bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal Dari bahasa Latin Humanus
Yang berarti Manusiawi, berbudaya, Dan Halus. dengan MempelajariThe humanities
orang akan menjadi lebih manusiawi lebih berbudaya dan lebih halus. Humenities
berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai sebagai homo humanus Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari Ilmu yaitu the
humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. arti humanities dapat
diperdebatkam, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu.
Hampir disetiap jaman, seni termasuk sastra memegang peranan penting dalam the
humanities. ini terjadi karna seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan,
dan bukannya foemulasi nila-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam
filsafat atau agama. karna nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya
normatif, seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah
berkomunikasi, karna tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih
fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, Karna pada hakekatnya karya sastra
adalah penjabaran abstraksi. sementara itu filsafat, dan lainnya yang digarap
oleh filsafat adalah abstrak. sifar abstak inilah yang menyebabkan filsafat
kurang berkomunikasi karna seni memegang peranan penting, maka seniman sebagaim pencipta karya
senijuga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Orientasi the Humanities Adalah ilmu dengan mempelajari satu atau dua sebagian
dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities
- Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan prosa
Istilah perosa banyak padaannya. kadang-kadang disebut
narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja, dalam Indonesia
istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan, dan didefinisikan
sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa
dan, alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita
rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerpen
Jenis – jenis Prosa
Prosa terbagi menjadi Prosa lama dan prosa baru.
Jenis- jenis Prosa lama :
* Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang banyak diwarnai peristiwa yang tidak masuk akal
atau tidak mungkin terjadi. Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si Kancil dan Buaya
* Hikayat
Hikayat adalah cerita karya sastra lama yang berbentuk riwayat yang mengisahkan
hal-hal di luar kenyataan yang berkembang di lingkungan istana
Ciri-ciri Hikayat yaitu :
1.
Bersifat istana centris
2. Anonim(nama pengarang tidak di cantumkan)
3. Berkembang secara stetis
4. Bersifat imajinatif,hanya bersifat khayal
5. Lisan,karena di sebarkan lewat mulut ke mulut
6. Berbahasa klise,meniru bahasa penutur sebelumnya
7. Bersifat logis, menggunakan logika sendiri tidak sesuai dengan logika sendiri
* Sejarah
Sejarah disebut juga Tambo, berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata sajaratun
yang berarti pohon. Sejarah adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi
ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam
sejarah bisa dibuktikan dengan fakta.
Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah
yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama.
Contoh: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang
yang ditulis tahun 1612.
* Epos
merupakan cerita yang biasanya diambil dari sebuah buku yang dibuat seseorang
di masa lalu. Contoh: epos Ramayana, epos Mahabarata.
* Cerita Pelipur Lara
merupakan kisah yang menyenangkan dan bersifat menghibur.
Jenis-jenis Prosa Baru :
* Cerpen
adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan
pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik
atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya.
Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman
Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau
Kami oleh A.A. Navis.
* Novel
berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang
melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik,
dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut
mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel
pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang
dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya
Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang,
Surabaya oleh Idrus.
* Biografi
adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang
sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil
hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa,
Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.
* Kisah
Karya sastra yang berisikan cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran
seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh kisah dalam karya sastra
lama, antara lain:
· Kisah Perjalanan Abdullah ke
Negeri Kelantan
· Kisah Abdullah ke Jedah.
* Otobiografi
Otobiografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis
langsung oleh orang atau tokoh tersebut.
- Nilai-nilai dalam prosa fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau
taidak mau karya sstra(prosa fiksi langsung atau tidak langsung mambawakan
moral, pesan atau cerita. dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai
yang diperoleh pembaca lewat sastra. adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca
sastra lewat sastra antara lain:
1. Prosa fisksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenagan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca
mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau
kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk
mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang
tidak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal
tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan
hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
Dalam nivel sering kita dapat belajar sesiatu uang lebih daripada sejarah atau
lapiran jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan
juga kehiduoab yang akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimulai imajinasi, dan merupakan sarana bagi peminfajan
uang tak henti-hentinya dan warisan budaya bangsa. Novel se[erti Siti Nurbaya,
salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan
impian-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu
yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar belakang
perjuangan revolusi seperti jalan taka da ujung, missal menggambarkan suatu
tindakan heroism yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan, yang oleh generasi
muda sekarang tidak lagi mengalami secara fisik. Dan oleh karena mahasiswa
tidak mengalami secara fisik itulahm jiwa kepahlawanan perlu disentuh melalui
hasil-hasil sastra.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan
pengalaman-oengalan dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih
banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi
yang mungkin sangat berbeda darioada aoa yang disajikan dalam kehidupan sediri.
berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua; Karya sastra
yang menyuarakan gejolak jamannya. ada juga yang tentunya menyuarakan
kedua-duanya. karya sastra yang menyuarakan gej
olak jamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk
melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung
Adanya semacam kaidah kemungkinan yang tidak munkindalam fiksi inilah yang
memungkinkan pembaca untuk dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan
wawasannya tentang tokoh, hidup dan kehidupan manusia. Dari banyak memperoleh
pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama
dalam menghadapi kenyataan-kenyataan di luar dirinya yang mungkin sangat
berlainan dari pribadinya. Seorang dokter yang dianggap memiliki status social
tinggi, tetapi tenyata mendatangi perempuan simpanannya walaupun denga
alasan-alasan psikologis, seperti dikisahkan dalam novel belenggu, adalah
cintih kemungkinan yang tidak mungkin. Tetapi justru dari sinilah pembaca
memperluas perspektifnya tentang kehidupan manusia.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagu menjadi dua; Karya sastra
yang menyearakan aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak
jamannya. Ada juga yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.
Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jmannya mengajak pembaca untuk mengikuti
apa yang dikehendaki jamannya. Kebanyakan karya sastra Indonesia di jaman
Jepang yang dikelompokkan ke dalam kelompok ini.
Karya sastra yang menyuarakan jamannya, biasa tidak mengajak pembaca untuk
melakukan sesuaty, akan tetapi untuk merenung. Kedua macam karya sastra itu
selalu menyampaikan masalah. Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan
interaksi tokoh-tokohnya. Masing-masing tokoh mempunyai temperamen, pendirian,
dan kemauan yang berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan konflik. Konflik dapat
terjadi baik di dalam tokoh sendiri maupun diantara tokoh satu dengan lainnya.
Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan puisi
Puisi
termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian
cabang unsur dari kebudayaan. puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair
mengenai kehidupan manusia, alam, tuhan melalui media bahasa yang
artistik/estetik, nyang secara padu dan utuh di padatkan kata-katanya.
kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh
kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan: Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori,
dsb. Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir. Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu,
berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau. Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah di beri tambahan
nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan,
sehingga lebih menggugah hati.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian yang mendasari penyajian puisi
pada perkuliahan ilmu budaya dasar adalah : Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual. Puisi dan keinsyafan sosial.
contoh puisi :
PADAMU JUA
habis kikis
segala cintaku hilang terbang
pulang kembali akan padamu
seperti dulu
kaulah kandil kemerlap
pelita jendela dimalam gelap
melambai pulang perlahan
sabar, setia selalu
satu kekasihku
aku manusia
rindu rasa
rindu rupa
dimana engkau
rupa tiada
suara sayup
hanya kata merangkai hati
engkau cemburu
engkau ganas
mangsa aku dalam cakarmu
bertungkar tangkap dengan lepas
nanar aku, gila sasar
sayang berulang padamu jua
engkau pelik menarik angin
serupa dara di balik tirai
kasihmu sunyi
menunggu seorang diri
lalu waktu bukan giliranku
matahari bukan kawanku..
habis kikis
segala cintaku hilang terbang
pulang kembali akan padamu
seperti dulu
kaulah kandil kemerlap
pelita jendela dimalam gelap
melambai pulang perlahan
sabar, setia selalu
satu kekasihku
aku manusia
rindu rasa
rindu rupa
dimana engkau
rupa tiada
suara sayup
hanya kata merangkai hati
engkau cemburu
engkau ganas
mangsa aku dalam cakarmu
bertungkar tangkap dengan lepas
nanar aku, gila sasar
sayang berulang padamu jua
engkau pelik menarik angin
serupa dara di balik tirai
kasihmu sunyi
menunggu seorang diri
lalu waktu bukan giliranku
matahari bukan kawanku..
Keindahan
Kata keindahan berasal dari suku kata indah, artinya bagus, permai, cantik,
elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil
seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai,
pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir,
hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tanaman, perabot rumah tangga dan
sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik
dengankebenaran.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan)
dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”,
Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari- bahasa
Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian
mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan
sehingga ditulis “bellum”.
Selain itu menurut luasnya dibedakan
pengertian:
A. Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas
mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah
dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
. Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya
meliputi :
• keindahan seni
• keindahan alam
• keindahan moral
• keindahan intelektual.
B. Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
C. Keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan,
yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada
pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
- Nilai estetik
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa,
pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya
nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan
disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and Related Science”
diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut :
”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of
any object which causes it be of interest to an individual or a group”
(Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan
manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu
kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang
harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia
dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat
pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan obyektif,Tetapi
penggolongan yang penting ialah:
- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana
untuk sesuatu hal lainnya (”instrumental! Contributory value”), yakni nilai
yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang
terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
- Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai
suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan
puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu
disebut nilai intrinsik .
Pengelompokan-pengelompokan pengertian keindahan dilihat dari beberapa persepsi
tentang keindahan berikut ini :
1. Keindahan adalah sesuatu yang
rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy);
2. Keindahan adalah keseluruhan yang
merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu
sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of
parts in their manual relations and in their relation to the whole
(Baumgarten).
3. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum
baik ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral.
Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat
digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4. Keindahan dapat terlepas sama sekali dari
kebaikan (Winehelmann).
5. Yang indah adalah yang memiliki proporsi
yang harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu
dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata
adalah yang baik (Shaftesbury). .
6. Keindahan adalah sesuatu yang dapat
mendatangkan rasa senang (Hume).
7. Yang indah adalah yang paling banyak
mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya
paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis)
- Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang
indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh
dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat
suatu hasil penciptaan.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan
menikmati sesuatu yang indah.
Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala
alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep
atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan
manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain
sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan
kehidupan manusia.
Renungan Renungan bisa
dikatakan memikirkan sesuatu hal yang baru maupun belum dialami oleh manusia.
Contoh mengenai keindahan yaitu, suatu ketika manusia ingin membuat suatu karya
seni rupa kemudian manusia itu belum mempunyai ide tentang karya seni rupa apa
yang ingin iya buat, lalu ia merenung dengan menyendiri atau pergi kesuatu
tempat agar ia bisa tenang dan dapat berfikir untuk menemukan ide untuk karya
seni rupa yang ingin ia buat.
Studi kasus : menurut saya jika keindahan dilihat dari
dimensi waktu, maka jaman sekarang adalah merupakan waktu kemunduran dari seni,
beberapa faktor kemunduran seni ini adalah orientasi berlebih pada uang,
kurangnya minat untuk mencipta, serta beberapa seniman yang terkesan “mencuri”
seni orang lain. Selain itu hal ini disebabkan menurunnya nilai jual seni asli
karena perbuatan duplikat atau pemalsuan, atau pembajakan hasil seni
Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena
benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur
perpaduan,Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya
cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung
unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.Keserasian merupakan bagian
atau yang dapat mewujudkan keindahan. Keserasian mengandung unsur pengertian
perpaduan , pertentangan, ukuran dan seimbang.Perpaduan misalnya : Lagu atau
nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah,
panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita
dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam
keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun tentunya akan
merasa kecewa dalam hal lagu irama yang indah merupakan pertentangan yang
serasi.
Teori estetika keindahan adalah Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of
Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan
itu subjektif adanya.
Yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam
pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des Gustibus
Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan
objektif adanya.
Yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek,
artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan
itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif.
Artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek
manusia dan objek substansi.
H. C Wyatt meneliti alasan-alasan yang biasa diberikan orang apabila mereka
mengatakan sesuatu itu indah, dan ia menemukan bahwa banyak sekali orang
menganggap sesuatu itu indah karena menyebabkan ia bersosialisasi pada suatu
yang pernah mengharukannya dahulu, harapan-harapannya dan seterusnya. Ia
menganggap alasan-alasan ini sebagai alasan-alasan non estetik.
Comments
Post a Comment