Work Sampling


               Sampling pekerjaan adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja atau operator (Ainul, 2014). Pengukuran kerja dengan metode sampling kerja seperti halnya dengan pengukuran kerja dengan jam henti (stop-watch time study) di klasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung, karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus secara langsung di tempat kerja yang diteliti (Wignjosoebroto, 1979).
            Teknik sampling kerja ini pertama kali digunakan oleh seorang sarjana Inggris bernama L.H.C. Tippett dalam aktifitas penelitiannya di industri textil. Metode sampling kerja telah terbukti sangat efektif dan efisien untuk digunakan dalam mengumpulkan informasi mengenai kerja mesin atau operatornya (Wignjosoebroto, 1979).
Sampling pekerjaan mempunyai beberapa kegunaan lain di bidang produksi selain untuk menghitung waktu penyelesaian. Kegunaan-kegunaan tersebut ialah (Wignjosoebroto, 1979):
1.      Mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja.
2.      Mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat di pabrik.
3.      Menentukan waktu baku bagi pekerja tidak langsung.
4.      Memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.
Distribusi pemakaian waktu kerja atau kelompok pekerja dan tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat secara mudah diketahui dengan mempelajari frekuensi setiap kegiatan atau pemakaian dari catatan pengamatan setiap melakukan kunjungan. Caranya adalah dengan melakukan pengamatan ke beberapa pekerjaan disetiap kunjungan. Tentang lamanya pengamatan, ternyata pada umumnya cara sampling pekerjaan membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada cara jam henti.
        Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sampling kerja dipengaruhi oleh 2 faktor,yaitu:
1.  Tingkat kepercayaan (Confidence Level) dari hasil pengamatan.
2.   Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy) dari hasil pengamatan.



Cara melakukan sampling pengamatan dengan sampling pekerjaan juga tidak berbeda dengan yang dilakukan untuk cara jam henti yaitu yang terdiri dari tiga langkah yaitu melakukan sampling pendahuluan, menguji keseragaman data, dan menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan. Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkapnya (Sutalaksana, 2006).
1.    Sampling Pendahuluan
       Melakukan sejumlah kunjungan yang banyaknya ditentukan oleh pengukur,biasanya tidak kurang dari 30. Semua kegiatan yang dilakukan pekerja untukmenyelesaikan pekerjaan disebut sebagai kegiatan produktif dan nonproduktif.
2.    Pengujian Keseragaman Data
       Batas-batas kontrol yaitu batas kontrol atas dan batas kontrol bawah.Rumus batas kontrol atas (BKA) dan batas kotrol bawah (BKB) adalah sebagai berikut (Sutalaksana, 2006):

Keterangan:

P1 = Persentase produktif dihari ke-i dan k adalah jumlah pengamatan.
BKA = Batas ckntrol atas.
BKB = Batas kontrol bawah.
N = Jumlah pengamatan yang dilakukan.

             Kelonggaran adalah waktu yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal. Kelonggaran dibagi menjadi 3 bagian yaitu(Wignjosoebroto, 1979):
a.         Kelonggaran waktu untuk kebutuhan personal.
       Dasarnya setiap pekerja haruslah diberikan kelonggaran waktu untuk keperluan yang bersifat kebutuhan pribadi (personal needs). Jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personil dapat ditetapkan dengan jalan melaksanakan aktivitas time study sehari kerja penuh atau dengan metode sampling kerja.
b.        Kelonggaran untuk melepaskan lelah.
       Kelelahan fisik manusia bisa disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya adalah kerja yang membutuhkan pikiran banyak dan kerja fisik. Disini waktu yang dibutuhkan untuk keperluan istirahat akan sangat bergantung setiap individu.
c.         Kelonggaran waktu karena keterlambatan-keterlambatan.
       Keterlambatan atau delay bisa disebabkan oleh faktor-faktor yang sulit untuk dihindarkan, tetapi bisa juga disebabkan oleh beberapa faktor yang sebenarnya masih bisa untuk dihindari. Keterlambatan yang terlalu besar atau lama tidak akan dipertimbangkan sebagai dasar untuk menetapkan waktu baku.



DAFTAR PUSTAKA


Iftikar, Sutalaksana.Z. 1979 . Teknik Tata Cara Kerja Sistem Kerja. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Sritomo, Wignjosoebroto. 2006. Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja. Surabaya: GunaWidya.




Comments

Popular Posts