ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
Maka usaha mulia
berikutnya adalah untuk
membuatnya operasional dalam rangka social
engineering-nya. Oleh sebab
itu tulisan ini
hanyalah bersifat
penjajagan problema, kalau mungkin
sampai mencari interelasi, interaksi,
interdependensi, dan ramifikasi
dari berbagai unsur
sistem dan subsistem.
Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari
pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek)
tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif. Pengertian pengetahuan
sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana
karena bermacam-macam pandangan
dan teori (epistemologi), di antaranya pandangan Aristoteles, bahwa
pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang
budi. Menurut Decartes ilmu pengetahuan
merupakan serba budi; oleh Bacon
dan David Home diartikan sebagai pengalaman i_ndera dan batin; menurut Immanuel Kant
pengetahuan merupakan
persatuan antara budi
danpengalaman; dan teori Phyroo
mengatakan, bahwa tidak ada
kepastian dalama pengetahuan. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh sumber-sumber
pengetahuan berupa ide, kenyataan,
kegiatan akal-budi, pengalaman, sintesis
budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan
yang pasti.
Dalam konsep
yang pragmatis dengan
kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan, bahwa
ilmu pengetahuan (body of knowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of art) yang
mengandung pengertian berhubungan dengan
proses produksi; menyangkutcara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi.
"Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi sosial pembangunan
(the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah metode
sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani."
Teknologi yang
berkembang dengan pesat,
meliputi berbagai bidng kehidupan manusia.
Masa sekarang nampaknya
sulit memisahkan kehidupan manusia dengan
teknologi, bahkan sudah
merupakan kebutuhan manusia.
Awai perkembangan teknik yang
sebelumnya merupakan bagian
dari ilmu atau bergantung dari
ilmu, sekarang ilmu
dapat pula bergantung dari
teknik. Contohnya dengan berkembang
pesatnya teknologi komputer
dan teknologi satelit ruang
angkasa, maka diperoleh
pengetahuan baru dari
hasil kerja kedua produk
teknologi tersebut. Luasnya
bidang teknik, digambarkan oleh
Ellul sebagai berikut :
Teknologi tepat
guna sering tidak
berdaya menghadapi teknologi
Barat, yang sering masuk
dengan ditunggangi oleh
segelintir orang atau
kelompok yang bermodal besar.
Ciri-ciri teknologi Barat
tersebut adalah :
l)
Serba intensif dalam
segala hal, seperti
modal, organisasi, tenaga
kerja dan lain-lain, sehingga buruh itu
sendiri. lebih akrab dengan
kaum elit daripada dengan
2) Dalam
struktur sosial,
kebergantungan. teknologi barat bersifat melestarikan sifat
3)
Kosmologi atau pandangan
teknologi Barat adalah:
menganggap dirinya sebagai pusat
yang lain feriferi,
waktu berkaitan dengan
kemajuan secara linier, memahami
realitas secara terpisah
dan berpandangan manusia sebagai tuan
atau mengambil jarak
dengan alam.
Masalah nilai kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi ini, menyangkut
perdebatan sengit dalam
menduduk perkarakan nilai
dalam kaitannya dengan ilmu
dan teknologi. Sehingga
kecenderungan sekarang ada dua pemikiran yaitu
: yang menyatakan
ilmu bebas nilai
dan yang menyatakan ilmu tidak
bebas nilai. Sebenarnya
yang penting dalam
permasalahan itu dapat dinyatakan.
Sikap lain terhadap
permasalahan ini ada yang
menyatakan kita tidak perlu
mengaitkan antara ilmu
dan nilai. Pendapat
yang terakhir ini, kurang
dapat dipertanggungjawabkan, mengingat nilai
atau moral merupakan hal
yang mendasar dalam
kehidupan manusia, dan
kita sudah merasakan
dan melihat akibat tidak
terkaitnya nilai atau
moral dengan ilmu
pengetahuan atau teknologi.
Kemiskinan
lazimnya dilukiskan sebagai
kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang pokok.
dikatakan berada di
bawah garis kemiskinan apabila
pendapatan tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang paling pokok
seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, di!. (Emil
Salim, 1982). Kemiskinan
merupakan tema sentral
dari perjuangan bangsa,
sebagai inspirasi dasar dan
perjuangan akan kemerdekaan
bangsa, dan motivasi
fun• damental dari cita-cita
menciptakan masyarakat adil
dan makmur.
Referensi:
Harwantiyoko dan Katuuk, Neltje F. 1997. MKDU ILMU
SOSIAL DASAR. Jakarta: Gunadarma
Comments
Post a Comment